Sudah Seharusnya Perguruan Tinggi Berbasis IT Mengajarkan Mata Kuliah Blockchain, Bitcoin, dan Cryptocurrency
Oleh: Deli Hermanto (Founder & CEO Tiralabs.com)
Abstrak
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa dunia memasuki era digital yang ditandai dengan munculnya teknologi blockchain dan cryptocurrency. Teknologi ini tidak hanya berdampak pada sektor keuangan tetapi juga mencakup berbagai bidang seperti kesehatan, logistik, dan pemerintahan. Oleh karena itu, perguruan tinggi berbasis teknologi informasi (TI) memiliki tanggung jawab untuk mengadopsi perkembangan ini dalam kurikulumnya. Artikel ini membahas pentingnya pengajaran blockchain, Bitcoin, dan cryptocurrency di perguruan tinggi berbasis IT, serta manfaat yang dapat dihasilkan baik bagi mahasiswa, institusi, maupun masyarakat.
Pendahuluan
Revolusi digital telah membawa transformasi signifikan dalam berbagai sektor. Salah satu inovasi penting dalam dekade terakhir adalah teknologi blockchain. Blockchain, sebagai teknologi pencatatan transaksi yang terdesentralisasi, memberikan landasan bagi cryptocurrency seperti Bitcoin dan Ethereum. Aplikasi teknologi ini semakin meluas, mulai dari sistem pembayaran, smartcontract, Web3, NFT hingga manajemen data yang transparan dan aman.
Namun, survei menunjukkan bahwa literasi masyarakat, termasuk kalangan profesional, tentang blockchain dan cryptocurrency masih rendah. Kebanyakan menganggap, bitcoin, blockchain dan cryptocurrency adalah scam (penipuan), haram, skema ponzi, Judi Online, hingga cybercrime. Hal ini tentu menjadi tantangan sekaligus peluang bagi perguruan tinggi, khususnya yang berbasis TI, untuk mempersiapkan mahasiswa yang faham tentang teknologi tersebut.
Pentingnya Mata Kuliah Blockchain, Bitcoin, dan Cryptocurrency
1. Relevansi dengan Dunia Industri
Blockchain dan cryptocurrency telah menjadi salah satu fokus utama dalam revolusi industri 4.0. Industri keuangan global, misalnya, mengadopsi teknologi ini untuk meningkatkan efisiensi, keamanan, dan transparansi. Dengan mengajarkan mata kuliah terkait, mahasiswa dapat memahami konsep inti, aplikasi praktis, serta tantangan yang terkait dengan teknologi ini.
2. Pengembangan Kompetensi Teknis dan Strategis
Mahasiswa TI tidak hanya membutuhkan pengetahuan teknis tetapi juga wawasan strategis tentang cara memanfaatkan teknologi untuk memecahkan masalah. Mata kuliah blockchain, Bitcoin, dan cryptocurrency dapat memberikan keterampilan seperti pengembangan smart contract, analisis keamanan, hingga pemahaman regulasi terkait aset digital.
3. Meningkatkan Daya Saing Global
Negara-negara maju telah memprioritaskan pengembangan pendidikan blockchain. Universitas terkemuka seperti MIT, Stanford, dan University of Oxford telah menawarkan program khusus di bidang ini. Jika perguruan tinggi di Indonesia tidak segera mengadopsi tren ini, mahasiswa lokal dapat tertinggal dalam persaingan global.
Manfaat bagi Perguruan Tinggi dan Mahasiswa
1. Peningkatan Reputasi Institusi
Dengan menawarkan mata kuliah yang relevan dan mutakhir, perguruan tinggi dapat menarik lebih banyak mahasiswa, terutama mereka yang tertarik pada teknologi mutakhir. Hal ini juga dapat meningkatkan reputasi institusi di tingkat nasional maupun internasional.
2. Peluang Kolaborasi dengan Industri
Banyak perusahaan berbasis teknologi mencari mitra akademis untuk penelitian dan pengembangan blockchain. Institusi pendidikan yang memiliki program blockchain dapat menjalin kemitraan strategis dengan industri, menciptakan peluang magang, penelitian, dan karir bagi mahasiswa.
3. Mendorong Inovasi dan Kewirausahaan
Blockchain membuka peluang besar bagi inovasi, terutama di bidang keuangan terdesentralisasi (DeFi), tokenisasi aset, Web3 dan aplikasi berbasis smart contract. Dengan bekal yang memadai, mahasiswa dapat menjadi inovator dan pengusaha di bidang ini.
Tantangan dan Strategi Implementasi
Implementasi mata kuliah blockchain, Bitcoin, dan cryptocurrency di perguruan tinggi tidak tanpa tantangan. Beberapa di antaranya meliputi:
1. Keterbatasan dosen yang memiliki keahlian di bidang ini.
2. Ketidakpastian regulasi terkait cryptocurrency di beberapa negara. Dan faktanya di Indonesia, Bitcoin dan Aset Crypto sudah diregulasi dengan baik oleh Pemerintah dibawah pengawasan Bappebti, Kementerian Perdagangan. Namun literasi terkait hal itu masih sangat kurang.
3. Biaya pengembangan infrastruktur pendidikan yang sesuai.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, perguruan tinggi dapat:
1. Menjalin kemitraan dengan pakar industri untuk menyediakan dosen tamu atau pelatihan khusus.
2. Memanfaatkan platform pembelajaran daring dan sumber daya terbuka untuk menekan biaya.
3. Menyesuaikan kurikulum dengan perkembangan regulasi lokal dan global.
Kesimpulan
Mengingat relevansi blockchain, Bitcoin, dan cryptocurrency dalam transformasi digital global, sudah seharusnya perguruan tinggi berbasis TI mengintegrasikan mata kuliah ini dalam kurikulumnya. Langkah ini tidak hanya akan mempersiapkan mahasiswa untuk menghadapi tantangan di dunia kerja tetapi juga mendorong inovasi dan pengembangan ekonomi berbasis teknologi di Indonesia. Dengan strategi yang tepat, perguruan tinggi dapat menjadi garda terdepan dalam mengembangkan talenta dan solusi berbasis blockchain di masa depan.
Referensi
1. Nakamoto, S. (2008). Bitcoin: A Peer-to-Peer Electronic Cash System.
2. Tapscott, D., & Tapscott, A. (2016). Blockchain Revolution: How the Technology Behind Bitcoin Is Changing Money, Business, and the World.
3. Various Authors. (2022). Blockchain in Education: Opportunities and Challenges. Springer.